KULIAH ???
Time flies so fast. Rasanya
baru sedetik lalu aku menikmati masa SMA ku, bermanja dengan dunia remaja. Menikmati
khawatir kala UN, mengunyah segala macam latihan soal, membabi buta setiap
buku, menyisakan lelah di akhir tahun. Ada begitu banyak yang berubah,
terlampau banyak. Teman-teman yang beranjak dewasa meninggalkan kenangan masa
SMA nya, teman-teman yang mulai berjuang menjayakan financial keluarga mereka,
atau teman-teman yang masih ingin bergaul dengan buku dan banyak ilmu lain.
Dewasa ini aku belum
cukup berani untuk pergi sendiri tanpa teman. Masih dimanja dengan “ojek”
semasa SMA, atau masih butuh genggaman tangan seseorang sekedar untuk
meringankan rasa khawatir yang tak jua kian pergi.
Aku sempat terjatuh
sekali, setelah pengumuman hasil UN yang cukup mengejutkan, menahan tangis
karena malu. Mengumpat diri sendiri karena tidak berusaha yang lebih baik. Aku gagal
di jalur pertama masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), larut dalam kesedihan
yang tak lama itu membuat ku bergegas untuk mencari cara lain. Berlarilah aku
menuju computer, dengan ragu kudaftarkan diri Seleksi Bersama masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) malas rasanya. Sudah tak tak minat lagi, pesimis, pesimis,
pesimis.
Rasa tiak percaya diri
itu membuatku lebih realistis “ah, aku hanya anak SMK, sedikit dari kami yang
melanjutkan kuliah. Rasanya mustahil jika aku lulus kali ini” “ah. Kenapa terasa
sulit? Aku harus belajar mulai dari kelas X lagi di setiap mata pelajaran” “aaahhh.
Kenapa pula dulu aku masuk SMK? “ “aahh aku sudah menyerah. Terserahlah apa
yang akan terjadi”. Murungku tiap hari nya, memikirkan nasib bagaiman jiak aku
akan menambah angka pengangguran tahun ini? Belum siap mental ku untuk
menghadapi dunia kerja, aku terlalu kecil ternyata, aku tak seberani
teman-teman ku yang lain. Aku terlalu banyak memikirkan fakta yang logis jika
aku harus bekerja. Gengsi rasanya jika tidak mendapat gelar. Jurusan ini bukan
passion ku. Aku harus bagaimana?
Akulah si pemikir. Berangkat
dengan lemas menuju tempat tes, pulang dengan amarah. Tak pernah aku berharap
lebih. Bersyukur lah jika keburuntungan berpihak padaku kali ini. Hingga,
setiap orang mulai menghitung menit untuk membuka hasil pengumuman. Aku masih
menunggu, sambil menangis. Entah aku sudah siap dengan hasil yang buruk. Aku menangis.
Dan tersenyum. Beruntung nya aku, beruntung nya aku. Tangisku tak berhenti, aku
mengisak terus menerus lalu tersenyum.
Bukan seperti drama,
bukan seperti film segala aktivitas kuliah ternyata tak jauh beda dengan SMA
atau ini karena kurikulum yang diganti itu? Yang jelas, aku merasa selamat. Aku
benci denga seluruh kegiatan OSPEK. Lelah, penting pun tidak. Bertele-tele. Apalagi,
belum puas PPAK(OSPEK) Univ masih ditambah dengan PPAK fakultas. Belum puas
sampai fakultas masih ditambah dengan jurusan. Sungguh aku benci dan lelah. Bersumpahlah
aku tak ingin menjadi pantia PPAK ini. Memuakkan. Membuang-buang waktu saja. “Aku
ingin kuliah bukan PPAK”.
Tak lagi disuapi materi
oleh pengajar, berusaha aktif mencari materi. Kita yang butuh, bukan dosen. Tak
jauh beda dengan kurikulum yang baru ini. Walaupun aku kaget dengan mata kuliah
yang baru ini. Jelas saja, aku mengambil SMK Boga lalu aku memilih sastra
Indonesia, semua orang bilang “wah memang cocok sekali” aku selalu merasa
percaya diri ketika harus pamer universitas dan jurusan ku. Tapi sastra tak semudah
itu. Tak semudah menjumlahkan bilangan sederhana. Sastra tak sebercanda itu,
ketika ditanya akan kerja apa sebagai sarjana sastra? Tentu aku bisa pilih
berbagai bidang, dan itu semua adalah hobi ku. Rasanya bekerja karena hobi
pasti akan lebih menyenangkan dan terasa mudah.
Enggak ah itu bercanda
aja, jadi ini aku mau cerita tentang perkuliahan gitu tapi sekalian mau pamer
kalo aku masih remahan peyek diantara peyek peyek yang baru aja digoreng. Iya tapi,
remahan itu biasanya lebih banyak yang suka kan yaaa kaya kremesan gitu lho.
Jadi, di tahun aku
lulus (2016) ada ketentuan minimal lulus nilai UN 5,5 dan pasti itu jadi syarat
buat lolos SNMPTN coaba aja kalau matematika ku bener 2 nomer lagi dan aku
pilih nya boga pasti aku keterima SNMPTN. Tapi emang bukan jodohnya.
Terus emang gamau nyoba
SBM karena beneran udah putus asa, udah males liburan kelamaan otak gak pernah
diajak mikir dan seminggu sebelum tes SBM aku paksain belajar ekonomi dari yang
kelas X sama soshum yang lainnya. Eh, yang keluar Cuma satu soal dan aku lupa
rumusnya. Jangan tanya gimanaaku ngisinya. Ya aku kosongin, gaada yang mikir
semua ngarang gitu, karena emang gatau. Makanya pesimis banget bisa lolos SBM.
Alhamdulilah ternyata
dapet jodoh di UNNES karena emang aku milih nya saindo semua tapi beda univ,
jadi aku keterima di UNNES, S1, Sasindo. Fakultas nya, fakultas bahasa dan
seni. Honestly, aku benci banget sama yang namanya orientasi. Bagian yang aku
suka cuma waktuWP (Welcoming Party) sama penutupan PPAK fakultas karena itu
pecah banget asli sih. Kalian kalo mau masuk UNNES coba deh cari tau tentang
FBS serius fakultas nya seru banget dan beda.
Nah, setelah acara
fakultas masih ada acara jurusan. Kalau jurusan ku namanya BSI (Bahasa dan
Sastra Indonesia) ini juga jurusan yang paling banyak acaranya. Serangkaian acara
BSI dinamai “GEMA BSI” disini kita ada pengenalan jurusan mulai daro
dosen,lingkungan kampus sampe kating atau kakak tingkat nya dan yang jelas
ketua HIMA BSI juga panitia nya.
FBS sendiri punya acara
rutin yang di sebut dengan BBS atau Bulan Bahasa dan Seni, ini sih katanya
bulan nya FBS banget, belum tau kalau ini kapan karena masih banyak kabar
burung yang gak jelas.
Nah, acara yang dari
univ ada UNNES Fair ini lebih ke pengenalan UKM gitu, dan masih belum jelas
tanggal nya. Sejauh ini jadi mahasiswa UNNES rasanya gimana ya ? almamater
mirip UI, se-Kabupaten bareng UNDIP. Kampus konservasi, banyak dosen muda. Dan datanglah
ke UNNES untuk tau yang lebih lanjut.
*menerima kritik dan saran.
Komentar