Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 11, 2016

Terimakasih Perokok

Aku tidak perlu tahu, tentang hijau yang menghijau diantara padang rumput nan hijau. Atau putih yang menjadi abu-abu, ataupun corak lain yang membuat mata ku tak berhenti menatap kebingungan. Aku selalu tertarik dengan rokok, tapi aku membencinya. Sama seperti aku mencitai hitam tetapi tak ingin melihat hitam itu. Malam itu, kepulan asap rokok yang memenuhi ruangan sepak bola, di gedung  UKM Unnes membuat ku kembali memperhatikan betapa indahnya warna putih pun abu-abu dari asap rokok. Lalu, aku ikut menghirup sisa-sisa dari bau putung rokok yang  sudah mati terkubur abu tubuh nya sendiri di asbak berwarna coklat. Paru-paru ku malam itu bekerja ekstra sepanjang malam, ketika sudah cukup sesak ia menghirup sisa asap dan memenuhi otak ku maka aku kemudian angkat bicara. Bertahan hidup tujuan ku, karena sungguh terakhir kali ketika aku merasakan sesak nafas hingga terbujur kaku seluruh tubuh rasanya aku memang  akan mati. Seolah nyawa ku saat itu benar-benar terhenti di tenggoroka