Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Terimakasih Perokok

Aku tidak perlu tahu, tentang hijau yang menghijau diantara padang rumput nan hijau. Atau putih yang menjadi abu-abu, ataupun corak lain yang membuat mata ku tak berhenti menatap kebingungan. Aku selalu tertarik dengan rokok, tapi aku membencinya. Sama seperti aku mencitai hitam tetapi tak ingin melihat hitam itu. Malam itu, kepulan asap rokok yang memenuhi ruangan sepak bola, di gedung  UKM Unnes membuat ku kembali memperhatikan betapa indahnya warna putih pun abu-abu dari asap rokok. Lalu, aku ikut menghirup sisa-sisa dari bau putung rokok yang  sudah mati terkubur abu tubuh nya sendiri di asbak berwarna coklat. Paru-paru ku malam itu bekerja ekstra sepanjang malam, ketika sudah cukup sesak ia menghirup sisa asap dan memenuhi otak ku maka aku kemudian angkat bicara. Bertahan hidup tujuan ku, karena sungguh terakhir kali ketika aku merasakan sesak nafas hingga terbujur kaku seluruh tubuh rasanya aku memang  akan mati. Seolah nyawa ku saat itu benar-benar terhenti di tenggoroka

KULIAH ???

Time flies so fast. Rasanya baru sedetik lalu aku menikmati masa SMA ku, bermanja dengan dunia remaja. Menikmati khawatir kala UN, mengunyah segala macam latihan soal, membabi buta setiap buku, menyisakan lelah di akhir tahun. Ada begitu banyak yang berubah, terlampau banyak. Teman-teman yang beranjak dewasa meninggalkan kenangan masa SMA nya, teman-teman yang mulai berjuang menjayakan financial keluarga mereka, atau teman-teman yang masih ingin bergaul dengan buku dan banyak ilmu lain. Dewasa ini aku belum cukup berani untuk pergi sendiri tanpa teman. Masih dimanja dengan “ojek” semasa SMA, atau masih butuh genggaman tangan seseorang sekedar untuk meringankan rasa khawatir yang tak jua kian pergi. Aku sempat terjatuh sekali, setelah pengumuman hasil UN yang cukup mengejutkan, menahan tangis karena malu. Mengumpat diri sendiri karena tidak berusaha yang lebih baik. Aku gagal di jalur pertama masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), larut dalam kesedihan yang tak lama itu membuat

3 Tahun di Klaten

Assalamualaikum  Khansa mengejar ambisinya ~  setelah lulus dari SMP di salatiga, seperti kalian tahu aku melanjutkan SMK di Klaten. Iya, pergi lagi dari rumah. Dulu, waktu masih polos aku kemana-mana jalan (iya biasa aja bacanya, emang gabisa naik motor aku mah) sendirian pula dan setiap keluar pasti habis maghrib kalo, pulang sekolah kerjaan cuma main HP sama NB. Udah kaya kalong emang kalo keluar malem mulu. Itu kelas satu, anak kalem yang pendiem dan kurus itu hampir gak pernah makan dan sering bolos sekolah dengan alasan sakit. sempet nangis-nangis lebay minta dipindahin sekolah. Dulu, aku gak ngerti kenapa orang tua ku gak bolehin sekolah di Solo. Dulu juga, setiap pulang seminggu sekali dan bis ngelewatin sekolah idaman suka mau nggembeng gitu (lebay emang). Kelas satu, khansa ini dikenal anak yang kalem,pendiem,mandiri,kurus dan sakit-sakitan.  Kelas dua, karena gak mau terus berharap bakal dipindahin sama orangtua, khansa harus move on dan mulai mengejar ambisinya