Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kuliah, dan Pers Mahasiswa

Disela sibuk nugas, semangat belajar nulis, dan semangat nyastra. Setelah sekian lama, akhirnya menyempatkan kembali menyapa blog pribadi yang reader nya masih segitu-segitu aja. Melewati dua semester di Universitas Negeri Semarang (Unnes), sebagai mahasiswa sastra Indonesia, dan juga pers mahasiswa (Persma) ternyata gak seberat itu kok. Di awal, aku kira akan sulit membagi waktu. Yah masalah waktu, beruntungnya aku bisa mengatur dengan baik. Menghilangkan beban tugas kuliah dan kejaran deadline dengan guya-guyu sebentar sudah cukup, tanpa ikut menyesap rokok. Sialnya, hasrat dan obsesi ku terlalu besar di Persma. Dulu, ketika semester satu aku masih semangat menggagas karya sastra jaman dahulu, baca-baca puisi dan novel fiksi, semangat kuliah khas mahasiswa baru juga masih tercium menyengat. Agaknya, jurnalisme sudah mulai meracuni sebagian otakku. Nikmat sekali rasanya setelah selasai liputan, dan berhasil menulis berita. Mengebiri kata-kata, dan membuka fakta. Baru sebent

Sepak Bola telah Mati

Sepak bola adalah permainan mendunia, siapa yang tidak suka dengan sepak bola ? entah laki-laki atau perempuan, kaya-miskin, tua-muda, tukang becak atau pejabat. Menurut Darmanto Simaepa dalam bukunya “Tamasya Bola” sejarah sepakbola di Indonesia diwarnai dengan paradox dan ambivalensi, gairah terhadap sepakbola nyaris seperti birahi. Orang-orang rela membeli tiket calo seharga tiga kali lipat lebih mahal. Pemain sepakbola dipuja melebihi nabi-nabi dalam agama. Orang-orang bisa mengamuk, merusak pagar, dan membakar stadion ketika harapan tidak jadi kenyataan. Kita dapat mengingat kembali kejadian tahun 2015 ketika pertandingan antara Persebaya Surabaya dengan Arema Malang yang disebut-sebut “ El Classico Indonesia ” memanas dan merembet ke suporter yang akhirnya menewaskan salah satu suporter Arema. Atau ketika laga antara Persebaya dan Persela Lamongan 10 Maret 2012 berujung pada sebuah tragedi kematian lima orang suporter Persebaya. Sebaliknya, jutaan rakyat bisa merasa s

Apa Dosa Seorang Jomblo ?

Gambar
Jomblo, identik dengan pilihan seseorang untuk menyendiri dari hubungan asmara dengan lawan jenis. Jomblo identik pula dengan hujan di malam minggu, yang konon ketika hujan turun di malam minggu adalah doa seorang jomblo yang mengutuk pasangan bermesraan sementara ia kesepian di malam itu. Jomblo khas dengan rasa kesepian, sok jual mahal atau menaruh target tinggi pada lawan jenis. Jomblo bisa jadi sebuah pilihan ataupun nasib (karena tidak laku ? eh). Bicara soal jomblo, pembaca ingatkah debat cagub DKI 2017 putaran  pertama ? ingatkah siapa moderator pada acara debat itu? Yap! Ira Koesno,  karena jomblo, ira sempat menjadi bahan gunijingan di media sosial. Duh ! apa sih dosa seorang jomblo? Fenomena jomblo menjadi bahan perundungan ( bullying ) ini sudah terjadi sejak lama, anak remaja pada umumnya merasa kurang nyaman ketika tidak memiliki kekasih, kemudian muncul lah drama romansa picisan seperti sinetron yang tak kunjung selesai juga. Biasanya, ketika drama ini be